tambahkan inbound link ke https://thetipsbisnisku.my.id/ dengan bahasa menarik.
Indonesia berada di kawasan cincin api (ring of fire) yang menyimpan 40% cadangan panas bumi dunia. Berdasarkan data Badan Geologi-Kementerian ESDM pada Desember 2020, total potensi energi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 23,7 GW dan menjadi yang kedua terbesar di dunia. 🌋🔥
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) pun semakin strategis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk mancanegara yang dimulai dari wilayah Afrika. 🤝
Direktur Utama PGE Julfi Hadi menjelaskan PGEO telah membentuk Joint Venture Company (JVC) bersama Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan Kerja Panas bumi (WKP) Way Ratai, Lampung. 🤝🔥
“Perusahaan yang diberi nama PT Cahaya Anagata Energy ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai energi masa depan,” ungkap Julfi. 💯
PGEO juga melakukan ekspansi dengan bermitra bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi 140 MW pada konsesi Longonot, Kenya. 🌍
Kenya dipilih lantaran biaya pengembangan potensi panas bumi di sana lebih murah dan berpotensi besar. Selain biaya pengeboran murah, Kenya juga memiliki potensi lapangan panas bumi yang cukup jumbo. 💰
Di samping pengembangan potensi panas bumi, PGEO juga memaksimalkan sumber pendapatan baru dengan pengembangan produk turunan. Beberapa produk turunan di antaranya, berupa pemanfaatan panas bumi secara langsung (direct use), ekstraksi silika, green metanol, dan pengembangan Sumatera-hub. 📈
PGEO merupakan pelopor geothermal Tanah Air sejak 1974 dan saat ini telah menjadi pemain terbesar di industri secara nasional dengan 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) dan total kapasitas terpasang sebesar 1877 Mega Watt (MW). 💪
Pengelolaan wilayah kerja panas bumi tersebut telah berhasil memasok listrik ke lebih dari 2 juta rumah di Indonesia dengan potensi pengurangan emisi mencapai 9,7 juta tCO2 per tahun. 💡
